Di sekeliling bengkelnya, nampak puluhan barang elektronik bekas yang sudah tak berfungsi.
Besi tua, seng, dan rongsokan juga nampak menghiasi area kerja Sumardana.
Bagi Sumardana, barang bekas yang berada disampingnya bisa mendatangkan uang.
Pasalnya, barang bekas tersebut bisa dirangkai menjadi sesuatu yang bisa dibutuhkan manusia.
Sedikit demi sedikit, pria tamatan STM Rekayasa Denpasar memperbaiki tangan robot hasil kreativitasnya.Tangan robot yang dirancang dari barang bekas dipasang pada bagian tangan kirinya.
“Tangan kirinya saya lumpuh. Nggak bisa bergerak sama sekali. Tangan robot ini saya rancang, agar bisa bekerja seperti manusia biasa. Tangan robot ini berkerja hanya diperintah oleh fikiran,”jelas Sumardana.
Walaupun dalam keadaan lumpuh, tangan kiri nampak bergerak biasa saat dipasang robot EEG.
Alhasil kedua tangannya nampak gesit mengelas berbagai besi, dan barang rongsokan.
Dengan bantuan tangan robot, Sumardana mampu merubah barang bekas menjadi perabot rumah tangga yang dipesan warga sekitar.
Hasilnya juga dianggap sangat memuaskan oleh para pelanggannya.
Pria yang dikarunia tiga orang anak ini menjelaskan, dirinya membentuk tangan robot bermula dari keiriannya dengan orang yang normal. Iri lantaran tak bisa berkerja, ataupun iri karena tak bisa beraktivitas seperti orang pada umumnya.
Setelah dua bulan frustasi, terangnya, tangan robot akhirnya dirancang dari barang rongsokan.
“Komponennya dari shock sepeda motor, gir, serta perangkat elektronik komputer rongsokan. Yang beli hanya dorn sebagai alat pengerak yang terhubung dengan fikiran.
Haragnya sebesar Rp 4.700.000,” tambahnya.
Selain karena keirian kepada orang lain, ide Sumardana muncul dilatarbelakangi keadaan keluarga.
Sebelumnya, akui Sumardana, kondisi keluarga serba kekurangan dan susah.
Saat akan berangkat sekolah, lanjutnya, anak masih lapar. Sedangkan uang saku, hanya diberikan beberapa rupiah.
”Ini yang melatarbelakangi membentuk tangan robot,” tegasnya.
Mengerakan Hanya Dengan Perintah Pikiran
Tangan robot Sumardana yang dirancang dari barang bekas hanya digerakkan dengan pikiran semata.
Dimana, jelas Sumardana, pikirannya terhubung langsung dengan dorn yang terpasangan dikepalanya.
Dorn yang terpasang dibagian kepala disusun dengan rumus numeric, yang bersumber dari sinyal.
Selain rumus numeric, rangkaian alfabet tersusun didalam dorn tersebut.Menurut Sumardana, susunan alphabet hanya ada empat huruf.
Ialah huruf Alfa, Delta, Meta, dan Neta.
Melalui itu, terang pria yang pernah menjadi guru di SMK Manggis, dorn dengan otak tersambung.
“Alat ini tak bisa digunakan oleh orang lain. Yang bisa hanya saya sendiri, dan itu sudah pernah dicoba. Tapi jika seseorang membutuhkan, saya bisa merangkainya,”terang Sumardana.
Selain mengunakan dorn yang menghubungkan dengan fikiran, tangan robot juga membutuhkan sumber penggerak.
Pria asli Banjar Tauman ini mengaku, pengerak tangan robot bersumber pada baterai yang terbuat dari aki kering berkekuatan 500 volt. Seandainya baterai habis, tangan robot tak akan bisa bergerak.
“Saat istirahat, baterai biasanya saya cas. Dalam dunia perobotan ini namanya actuator,”ungkap Sumardana.Tangan robot, lanjutnya, hanya mampu mengangkat 100 kilogram beban.
Semakin berat beban yang kita akan angkat, akan semakin capek fikiran kita.
Lumpuh Yang Tak Di Duga – Duga
“Dibalik kejadian, pasti ada sesuatu hal postif,”ujar Sumardana.
Tawan sapaan akrabnya, mengaku sejak enam bulan tangan kirinya dalam keadaan lumpuh.
Penyebabnya, hingga saat Tawan mengaku belum mengetahui detail.
Namun menurut keterangan dokter, katanya, stroke ringan yang berimbas pada kelumpuhan tangan bagian kiri.Saat tangan saya hilang, tak ada darah sama sekali.
Walaupun kondisi tangannya lumpuh, namun Tawan mengaku bersyukur.
Dengan kondisi seperti ini, pengalaman dan ilmu pengetahuan saat duduk di STM berguna.
Dan mampu merancang tangan robot yang cukup sederhana.
”Orang yang memiliki kekurangan jangan sampai putus asa. Setiap musibah, pasti ada sesuatu positif yang direncanakan Tuhan,” imbuhnya.
Sumber: Tribun.com
THANKS VISIT

